Waspada! Ini 5 Penyakit Ayam Petelur yang Sering Menyerang dan Cara Mengatasinya

 Bagi setiap peternak, kesehatan ayam adalah kunci utama kesuksesan. Produksi telur yang melimpah hanya bisa didapat dari ayam yang sehat dan prima. Namun, ancaman penyakit selalu mengintai dan bisa menyebabkan kerugian besar, mulai dari telur yang anjlok drastis hingga kematian ternak.

Mengenali gejala sejak dini adalah langkah pertama untuk penyelamatan. Untuk itu, mari kita bahas tuntas 5 penyakit yang paling sering menyerang ayam petelur, lengkap dengan gejala dan cara antisipasinya, terutama bagi Anda yang baru memulai.

Peternak ayam petelur sukses di dalam kandang bersih bersama ayam-ayam sehat dan sekeranjang telur cokelat berkualitas, menunjukkan hasil dari manajemen yang baik.

Mengapa Mengenali Penyakit Itu Penting?

Penyakit tidak hanya membuat ayam sakit dan lesu. Dampak utamanya bagi peternak adalah:

  • Produksi Telur Menurun Drastis: Ayam yang sakit akan berhenti atau mengurangi produksi telurnya.
  • Kerugian Finansial: Biaya pakan terus berjalan sementara pemasukan dari telur berhenti.
  • Risiko Kematian: Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, penyakit bisa menyebabkan kematian massal.

Oleh karena itu, mari kita kenali musuh-musuh tak kasat mata ini.


5 Penyakit Umum pada Ayam Petelur

Berikut adalah rangkuman 5 penyakit yang paling sering ditemukan di peternakan ayam petelur.

1. Infectious Bronchitis (IB)

Penyakit yang disebabkan oleh virus IB ini menyerang sistem pernapasan dan reproduksi ayam.

  • Penyebab: Virus IB (Infectious Bronchitis Virus).
  • Gejala Khas:
    • Ayam terlihat seperti pinguin, bagian belakangnya (pantat) membesar dan berisi cairan.
    • Terlihat berat, namun saat dipegang atau dipotong badannya sangat kurus karena isinya hanya air.
    • Ayam berhenti total bertelur.
    • Masalah pada sistem pencernaan.
  • Pencegahan: Cara paling efektif adalah dengan vaksinasi IB secara rutin dan terjadwal.

2. Pullorum (Berak Kapur)

Pullorum adalah infeksi bakteri yang menyerang sistem pencernaan ayam, sangat umum terjadi dan sering disebut sebagai diare-nya ayam.

  • Penyebab: Bakteri Salmonella Pullorum. Biasanya dipicu oleh pakan atau air minum yang kurang steril, berjamur, atau terkontaminasi.
  • Gejala Khas:
    • Ayam mengalami mencret atau diare.
    • Kotoran berwarna putih pekat seperti kapur tulis dan lengket di sekitar anus.
  • Penanganan:

    • Jaga kebersihan pakan dan air minum.
    • Berikan obat-obatan untuk pencernaan yang banyak dijual di poultry shop.

3. Newcastle Disease (ND / Tetelo)

ND adalah salah satu penyakit paling mematikan dan ditakuti oleh peternak karena penyebarannya yang cepat dan tingkat kematiannya yang tinggi.

  • Penyebab: Virus ND (Newcastle Disease Virus).
  • Gejala Khas:
    • Ayam terlihat sangat lemas dan lesu.
    • Gejala paling parah adalah leher terpuntir atau terkulai (disebut juga tetelo).
    • Tingkat penularan dan kematian sangat tinggi.
  • Penanganan:

    • Pencegahan: Lakukan vaksinasi ND secara rutin. Ini adalah pertahanan utama.
    • Tindakan: Jika ada ayam yang menunjukkan gejala, segera pisahkan dari kawanannya atau langsung dimusnahkan (disembelih) untuk mencegah penyebaran. Ayam yang sudah terkena ND parah sangat sulit untuk pulih.

4. Egg Drop Syndrome (EDS)

Seperti namanya, penyakit akibat virus ini secara spesifik menyerang kualitas dan kuantitas produksi telur.

  • Penyebab: Virus EDS.
  • Gejala Khas:
    • Secara fisik, ayam terlihat hampir normal, namun jengger dan pialnya cenderung pucat.
    • Produksi telur turun drastis (ngedrop).
    • Kualitas telur sangat buruk: cangkang lembek, tipis, berwarna putih pucat (pada ayam petelur cokelat), atau bahkan keluar tanpa cangkang.
  • Penanganan: Ayam bisa pulih dengan perawatan dan suplemen yang tepat, namun pencegahan melalui biosekuriti kandang adalah yang terbaik.

5. Snot (Coryza / Pilek)

Ini adalah infeksi bakteri pada sistem pernapasan atas, mirip seperti flu atau pilek pada manusia.

  • Penyebab: Bakteri Avibacterium paragallinarum.
  • Gejala Khas:
    • Keluar lendir atau cairan dari lubang hidung (bukan dari mulut).
    • Pembengkakan di area wajah atau mata.
    • Ayam lesu, nafsu makan berkurang, jengger dan pial pucat.

Penanganan:

  • Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, jadi bisa diobati dengan antibiotik seperti Trimezyn atau Doxerin.
  • Tingkat penularannya tinggi, jadi segera pisahkan ayam yang sakit.
  • Lakukan desinfeksi kandang secara rutin untuk memutus rantai penularan.

Kesimpulan: Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati

Pencegahan penyakit ayam petelur melalui biosekuriti, peternak melakukan desinfeksi kandang ayam secara rutin untuk menjaga kesehatan ternak.

Dari kelima penyakit di atas, ada satu benang merah yang jelas: pencegahan adalah strategi terbaik dan termurah. Daripada pusing mengobati ayam yang sudah terlanjur sakit, lebih baik fokus pada tindakan preventif seperti:

  1. Vaksinasi Rutin: Jangan pernah melewatkan jadwal vaksinasi, terutama untuk IB dan ND.
  2. Jaga Kebersihan: Pastikan pakan, air minum, dan kandang selalu dalam kondisi steril.
  3. Biosekuriti Ketat: Pisahkan ayam yang sakit, semprot kandang dengan desinfektan secara berkala, dan batasi akses orang luar.
  4. Nutrisi dan Vitamin: Berikan vitamin secara rutin untuk menjaga daya tahan tubuh ayam.

Dengan mengenali gejala dan melakukan pencegahan yang tepat, Anda dapat melindungi investasi Anda dan memastikan peternakan ayam petelur Anda terus sehat dan produktif.

Semoga sehat selalu, dan salam sukses dari peternak untuk peternak!

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال