Namun, benarkah pakan buatan sendiri lebih murah? Dan seberapa besar selisih keuntungan yang bisa didapatkan? Mari kita bedah perbandingan antara pakan jadi pabrikan dengan pakan buatan sendiri berdasarkan pengalaman dan perhitungan nyata di lapangan.
Dua Pilihan Pakan: Pabrikan vs. Racikan Sendiri
Di kalangan peternak, ada dua jenis pakan utama yang digunakan:
- Pakan Jadi Pabrikan: Pakan yang sudah diformulasikan lengkap oleh pabrik. Keunggulannya adalah praktis dan nutrisinya terukur.
- Pakan Buatan Sendiri (Racikan): Pakan yang dicampur sendiri oleh peternak dengan membeli bahan-bahan baku secara terpisah.
Meskipun pakan pabrikan praktis, harganya cenderung lebih tinggi dan terus meningkat. Sementara itu, pakan buatan sendiri menawarkan potensi penghematan yang signifikan.
Mengapa Pakan Buatan Sendiri Lebih Murah?
Ada tiga alasan utama mengapa meracik pakan sendiri bisa lebih ekonomis:
- Bahan Baku Lokal Lebih Murah: Peternak dapat memanfaatkan sumber daya lokal seperti jagung dan dedak (bekatul) yang dibeli langsung dari petani atau penggilingan padi, sehingga memotong rantai distribusi dan mendapatkan harga yang lebih rendah.
- Ketersediaan Bahan Baku: Bahan-bahan utama seperti jagung dan dedak mudah ditemukan di lingkungan sekitar, terutama di daerah agraris.
- Kreativitas dan Fleksibilitas: Peternak memiliki kendali penuh atas komposisi pakan dan dapat menyesuaikannya sesuai dengan ketersediaan bahan dan kebutuhan nutrisi ayam.
Rincian Resep dan Biaya Pakan Buatan Sendiri (Total 150 kg)
Mari kita hitung modal yang dibutuhkan untuk membuat 150 kg pakan racikan berkualitas dengan komposisi sebagai berikut:
- Jagung Giling: 75 kg
- Konsentrat Petelur: 50 kg (1 sak)
- Dedak (Bekatul) Kualitas Baik: 25 kg
- Mineral: 2 bungkus
- Topmix: 1 bungkus
Perhitungan Biaya (berdasarkan harga saat ini):
- Jagung: 75 kg x Rp 6.000/kg = Rp 450.000
- Konsentrat: 1 sak (50 kg) = Rp 500.000
- Dedak: 25 kg x Rp 5.000/kg = Rp 125.000
- Mineral: 2 bungkus = Rp 10.000
- Topmix: 1 bungkus = Rp 16.000 <hr>
- Total Biaya untuk 150 kg Pakan: Rp 1.101.000
Dari total biaya tersebut, kita dapat menemukan harga per kilogramnya:
Rp 1.101.000 / 150 kg = Rp 7.340 per kg
Analisis Biaya Pakan Jadi Pabrikan
Harga pakan jadi pabrikan sangat bervariasi tergantung merek dan reputasi pabrik. Merek baru seringkali menawarkan harga promosi yang lebih murah sebagai strategi marketing, namun harganya cenderung akan naik seiring waktu.
Untuk perbandingan yang adil, kita ambil harga pakan pabrikan kelas menengah yang saat ini berada di kisaran Rp 405.000 per sak (50 kg).
Maka, harga per kilogramnya adalah:
Rp 405.000 / 50 kg = Rp 8.100 per kg
Perbandingan Selisih Harga: Angka yang Berbicara
Sekarang, mari kita bandingkan biaya akhir dari kedua jenis pakan tersebut:
- Harga Pakan Jadi Pabrikan: Rp 8.100 / kg
- Harga Pakan Buatan Sendiri: Rp 7.340 / kg <hr>
- Selisih Penghematan per kg: Rp 760
Selisih sebesar Rp 760 per kilogram mungkin terdengar kecil. Namun, dalam skala peternakan, angka ini akan menjadi keuntungan yang sangat besar.
Dampak Penghematan dalam Skala Peternakan
Mari kita simulasikan potensi penghematan dalam satu bulan dengan asumsi populasi ayam 100 ekor membutuhkan pakan sekitar 11 kg per hari.
- Penghematan Harian: Rp 760 (selisih per kg) x 11 kg = Rp 8.360 per hari
- Penghematan Bulanan (30 hari): Rp 8.360 x 30 hari = Rp 250.800 per bulan
Bagaimana jika skala ternak Anda lebih besar?
- Ternak 200 ekor: Potensi hemat ~Rp 500.000 per bulan.
- Ternak 400 ekor: Potensi hemat ~Rp 1.000.000 per bulan.
Bayangkan, dalam setahun Anda bisa menghemat jutaan rupiah hanya dari efisiensi biaya pakan. Uang tersebut dapat dialokasikan untuk pengembangan kandang, pembelian bibit baru, atau menjadi keuntungan bersih Anda.
Peringatan Penting: Konsistensi adalah Kunci!
Meskipun pakan buatan sendiri lebih menguntungkan, ada satu prinsip yang tidak boleh dilanggar: konsistensi. Jangan sering mengganti komposisi atau merek bahan baku (terutama konsentrat) secara drastis. Perubahan pakan yang tiba-tiba dapat membuat ayam stres dan menyebabkan penurunan produksi telur yang signifikan, bahkan hingga satu tahun.
Jika Anda memilih pakan pabrikan, setialah pada satu merek yang terbukti berkualitas baik, meskipun harganya sedikit lebih mahal. Kestabilan produksi jauh lebih berharga daripada keuntungan sesaat dari pakan murah yang kualitasnya tidak menentu.
Kesimpulan
Dengan perhitungan yang cermat, membuat pakan ayam petelur sendiri terbukti jauh lebih murah dan menguntungkan dibandingkan membeli pakan jadi pabrikan, dengan potensi penghematan mencapai Rp 760 per kilogram. Semakin besar skala peternakan Anda, semakin besar pula keuntungan yang bisa diraih dari efisiensi ini.
Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat membantu Anda menjadi peternak yang lebih sukses dan untung. Jangan lupa untuk terus belajar dan berinovasi.